Sepotong.....

Sunday, October 15, 2006
Sepotong "Bila bertemu"
Saturday, October 14, 2006
Sepotong "She"
Sepotong "Sudah baca ?"
Iapun menjawab "Belum.Err....saya sudah pernah baca yang karangan Sri Sultan Hamengkubuwono, genrenya sama mengenai itu ?"
"Itu ? Apanya yang mengenai itu ? Aku malah belum pernah baca bukunya Sri Sultan, dan siapa bilang buku ini membahas mengenai itu ?"
Ya Tuhan, selama ini ternyata ga nyambung........
Saturday, October 07, 2006
Sepotong "Lulus then ......"
me: Aku ge' mikir, rata2 wonge dhewe emang ngono, bar kuliah tujuan selanjutnya nggolek kerjo karo berkeleuarga
me: koyone ra' ono alternatif laen
he: :)
he: partly, that's why I'm here
he: aku yo bosen je didikte koyo ngono karo pengharapan2 sekitar
me: that's why, you know, I always jealous when you said : Lagi ning lab bla bla bla
me: :d
me: jane aku yo iswih mikir2, sido arep ... ..... , ...... ato
me: merit
me: ga' weruh aku
he: but anyway, ada di luar sistem biasanya memang meminjamkan kelegaan buat kita untuk berpikir jernih kok
he: dan kalau setelah berpikir tanpa stress dari lingkungan kita, trus kita mau melakukan apa yang di'dikte'kan ama lingkungan itu, yo nggak apa2 juga kan?
he: yen terserah ke aku, kepengenanku isih akeh banget je..
he: Isih pengen ndelok2 Afrika, Jepang, dadi volunteer e FAO, ekspedisi nyang Amerika Latin
he: tapi bapak ibu ku dhewe lak yo mesakne to? mereka juga punya 'pengharapan2' tertentu yang 'umum' dan 'lumrah'
he: :)
he: married?
he: >:)
he: KWEK! tenanan to jeng?
he: sorry, nggak bermaksud mentertawakan
he: tak pikir yang satu itu masih ada di luar radar mu
me: oh yah ? why ?
me: kupikir aku sudah siap lair batin :-?
he: well, aku yo nggak ngomong gitu kok
he: nggak ngomong yen awakmu nggak siap maksudku
he: aku yo wis siap married sejak sebelum lulus S1 dulu kok (wis meh lho!)
me: trus2 ?
he: tapi awakmu kedengaran (dan terbaca lewat tulisan2mu) seperti seseorang yang pengen lliat2 dunia dulu sebelum mengikat komitmen
me: ra' popo kok ning nduwe kpikiran ngono
me: memang bener perkiraanmu
me: :D
me: ketauan yah :d
he: to really see the box, not merely being inside it
he: well, kita mirip kok
he: mungkin mergo itu dadi terbaca
he: atau setidaknya agak2 sejalanlah soal yang satu ini
me: he eh, iyo
me: eh, trus piye ceruitane sing wis siap married sejak sebelum lulus S1 ? wanna share
.................................................................................
Pyuh....sebentar lagi lebaran, ada yang mau taruhan bilakah pertanyaan "Kapan menikah ?" tidak akan keluar ?
Sepotong "Chat-Silaturahmi-Lebaran"
Perkenalan dengan mba Anne ini berlanjut hingga ia pulang ke Indonesia. Kami ber-enam sempat dekat beberapa tahun hingga akhirnya satu per satu pergi meninggalkan SMU tercinta.
Layaknya kera masuk ke kota pisang, chatting makin digemari, khususnya teman-teman se-angkatan. Biaya nge-net pun makin murah, per jamnya ada yang cuman 10ribu rupiah hingga 8000. Setiap Sabtu, lebih mudah mencari teman2 sekolah di MIRC daripada di rumahnya.
Untuk beberapa lamanya menarik memang chat dengan orang2 yang tidak dikenal, beberapa teman malah ada yang sampai membuat janji kopdar rame2. Saat kuliah chatting sudah lebih personal, saya lebih suka menggunakan jalur Icq, sehingga lebih mudah untuk mencari orang2 yang dikenal, selain itu layanan sms gratisnya memberi nilai lebih.
Memasuki tingkat 2 saya mulai mengenal MSN messenger, kemudian YM. Dari situ jalinan silaturahmi dengan teman2 lama terjalin kembali. Bukan hanya itu, chatting membuat yang tadinya hanya teman tegur sapa, menjadi teman yang lebih dekat. Satu lagi yang menakjubkan, beberapa sepupu yang tidak pernah dekat, menjadi lebih dekat, lagi2 karena chatting. Biasanya chatting dengan sepupu dilakukan bila sepupu sedang pergi untuk beberapa tahun ke LN. Waktu mereka di Indonesia, chatting dengan sepupu tidak masuk dalam agenda. Begitu juga dengan teman2, ketika mereka sedang jauh di ujung dunia, kami bisa lebih akrab daripada sebelumnya. Biasanya setelah kami tidak lagi terpisah jarak yang berjuta2 kilometer ke-intens-an komunikasi pun berkurang. Salah satu faktornya karena biaya ol di Indonesia tidak se-"gratis" di LN, selain itu karena jarak lebih dekat alasan untuk berkomunikasi semakin banyak : "ngapain chatting2, langsung telpon, sms atau ketemu aja". Anggapan itu pun mulur sampai ke alasan "Ah.....dekat ini, kapan2 aja deh ngontaknya. Besok lebaran juga ketemu. Dll"
Thanks God ada Lebaran.
Dan sekarang, saya benci chatting.