Sepotong.....
Friday, April 01, 2005
Sepotong 21 April 2005
1 April 2005 masih juga musim hujan.
Tanggal 21 bulan ini Indonesia memperingati hari Kartini. Biasanya anak sekolahan pada ngadaain acara2 kewanitaan kayak masak, pake kebaya dll. Tapi itu 10-15 tahun yang lalu, ga taw sekarang. Waktu SMU ngrayain ga ya......(lupa....).
Dalam rangka bulannya ibu kita Kartini, blog ini akan berisi sepotong Surat-surat Kartini (sempet ga yah.......). Semoga aja sempet, kalau ada berarti sempet, kalo ga ada berarti ga sempet.
Membaca surat-surat ibu kita Kartini, seakan membaca perjalanan jiwa seorang anak manusia. Tersirat, saat beliau masih berumur 12-an tahun, semangat seorang anak bangsa yang sedang mencari jati dirinya (hebat......pencarian dalam usia muda), ambisi dan idealisme yang tidak masuk akal di jamannya dan sepotong ke-egoisan.
Menjelang remaja memasuki masa pingitan, cita-citanya mulai lahir, kepedulian mulai bangkit. Dalam masa pingitan, ke-egoisan mulai sirna dan pencarian tidak lagi pada jati diri, tetapi pada Pemilik Diri.
Keluar dari masa pingitan, seorang Kartini telah mengerti dan siap menjalani Legenda hidupnya.
Tata bahasa yang digunakan juga menyiratkan kedewasaan jiwanya. Mula-mula bahasanya militan, seiring dengan bertambahnya usia , bahasa yang digunakannya sangat halus, menggambarkan seorang manusia yang luhur budinya, mengerti akan makna hidup, dan mengenali Hidup.
Yah....itu opini pribadi, just....wait and read.....
Tanggal 21 bulan ini Indonesia memperingati hari Kartini. Biasanya anak sekolahan pada ngadaain acara2 kewanitaan kayak masak, pake kebaya dll. Tapi itu 10-15 tahun yang lalu, ga taw sekarang. Waktu SMU ngrayain ga ya......(lupa....).
Dalam rangka bulannya ibu kita Kartini, blog ini akan berisi sepotong Surat-surat Kartini (sempet ga yah.......). Semoga aja sempet, kalau ada berarti sempet, kalo ga ada berarti ga sempet.
Membaca surat-surat ibu kita Kartini, seakan membaca perjalanan jiwa seorang anak manusia. Tersirat, saat beliau masih berumur 12-an tahun, semangat seorang anak bangsa yang sedang mencari jati dirinya (hebat......pencarian dalam usia muda), ambisi dan idealisme yang tidak masuk akal di jamannya dan sepotong ke-egoisan.
Menjelang remaja memasuki masa pingitan, cita-citanya mulai lahir, kepedulian mulai bangkit. Dalam masa pingitan, ke-egoisan mulai sirna dan pencarian tidak lagi pada jati diri, tetapi pada Pemilik Diri.
Keluar dari masa pingitan, seorang Kartini telah mengerti dan siap menjalani Legenda hidupnya.
Tata bahasa yang digunakan juga menyiratkan kedewasaan jiwanya. Mula-mula bahasanya militan, seiring dengan bertambahnya usia , bahasa yang digunakannya sangat halus, menggambarkan seorang manusia yang luhur budinya, mengerti akan makna hidup, dan mengenali Hidup.
Yah....itu opini pribadi, just....wait and read.....
