Sepotong.....

Tuesday, February 06, 2007
Sepotong "Evakuasi"
Hari Minggu saya memutuskan untuk pindah dari rumah mba Maya ke rumah tante di Mataram Kebayoran Baru (tempat saya memang seharusnya tinggal he he he). Akan merepotkan bila terlalu lama di sana, karena air dan bahan makanan harus mereka irit. Toko-toko di sekitar mulai kehabisan stok. Tidak ada yang tahu pasti jalan yang bebas banjir yang dapat dilewati. Beruntung minggu siang ini jam 10 saudara saya tiba di Bandara Soekarno Hatta menuju rumah. Satu-satunya jalan yang dilewati kendaraan adalah tol. Dalam keadaan darurat seperti ini, semua kendaraan dibebaskan masuk tol, begitu juga penumpang dipersilakan mencegat kendaraan di dalam tol. Saya masuk dari tol Tanjung Duren, nyegat mobil saudara di pinggir jalan tol. Ada beberapa penumpang jurusan Bekasi menunggu Bis di situ juga. Satu jam menunggu, akhirnya mobil tiba juga. Saya kira petualangan banjir telah berakhir.
Kira-kira jam 1 siang Kris menelpon kembali


Kira-kira jam 3, kami ber-7 dengan menumpang Jeep tahun 1983 menuju lokasi dengan terlebih dulu membeli bahan makanan yang dibutuhkan di Hero Slipi. Hero dipadati oleh pembeli, bahan makanan tinggal tersedia sedikit, segala bentuk air mineral habis tak tersisa. Selesai belanja, secepat mungkin kami menuju rumah Mba Maya sebagai tempat transit.
Setelah menukar alas kaki dengan sandal jepit yang tersedia, kami mendekati lokasi menggunakan jeep. Kira-kira di tempat yang air tidak memasuki knalpot, jeep berhenti dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Kemudian dipilih dua orang yang mampu mengendarai jeep dan paling rapi ;) , Dasa dan Bram, untuk bertugas menjaga mobil, bila sewaktu-waktu air naik maka mobil harus segera dipindah ke tempat yang lebih aman.
Ekspedisipun dimulai



Sesampainya di depan rumah, pintu gerbang terkunci rapat. Namun keramaian yang kami timbulkan membuat penjaga rumah sebelah (rumah sebelah memiliki pintu penghubung dengan rumah Pakdhe), mas Rendi, keluar dan membukakan pintu untuk kami. Pakdhe, budhe dan mba Upi menyambut kami di lantai bawah. Ketinggian air meningkat semenjak saya tinggalkan. Sofa yang tadinya masih tegak berdiri kini sudah mulai melanglang ke kiri dan ke kanan.
Semua bekal dibongkar di lantai atas. Setelah berdoa bersama, Kris menyampaikan kondisi di luar kepada seluruh penghuni rumah sehingga beliau-beliau setuju untuk dievakuasi


Kira-kira pukul 6.15 p.m kami keluar dari rumah. Logistik ditinggal untuk persediaan mba Eni dan suaminya yang bersedia menjagakan rumah selama banjir. Hanya 5 menit kami menunggu, sebuah gethek yang didesain dari tumpukan kursi warung lewat. Empat orang, keluarga pakdhe ditambah mba Supi naik di atasnya. Kami berjalan disampingnya sambil membawakan barang-barang yang diletakkan di atas ember. Arus lebih deras dari yang sebelumnya. Kali ini kami menukar arah agar tidak terlalu sering melawannya.
Perjalanan memakan waktu lebih dari 30 menit, Dasa sudah memindahkan jeep mendekati tempat transit



Mission successssss

Terimakasih kepada :
Kris, Jati, Adit, Aan, Dasa, Bram, Mas Kelik, mba Bebi, posko Pangestu
JANJI-MU SEPERTI FAJAR
Afen Hardiyanto
KETIKA KUHADAPI KEHIDUPAN INI
JALAN MANA YANG HARUS KUPILIH
KU TAHU KU TAK MAMPU
KU TAHU KU TAK SANGGUP
HANYA KAU TUHAN TEMPAT JAWABANKU
AKU PUN TAHU KU TAK PERNAH SENDIRI
S'BAB KAU ALLAH YANG MENGGENDONGKU
TANGAN-MU MEMBELAIKU
CINTA-MU MEMUASKANKU
KAU MENGANGKATKU KE TEMPAT YANG TINGGI
JANJI-MU SEPERTI FAJAR PAGI HARI
DAN TIADA PERNAH TERLAMBAT BERSINAR
CINTA-MU SEPERTI SUNGAI YANG MENGALIR
DAN KU TAHU BETAPA DALAM KASIH-MU
Labels: Batavia

0 Comments:
Post a Comment
<< Home