Sepotong.....

Lilypie 6th to 18th Ticker

Thursday, March 30, 2006

Sepotong "Hikayat Singkat"

Riwayat Sang Toekang Kritik


Tak ada yang tahu pasti, kapan Raden Mas Suhikayatno lahir. Ada yang percaya, dia sudah ada sejak mula dunia. Kisah kelahirannya saja ada sekitar 1.501 versi. Menurut satu kisah, ia dilahirkan dari bonggol pisang. Sementara kisah lain menyebut kalau Raden Mas Suhikayatno lahir dari kabut waktu. Kisah hidupnya memang melegenda. Seakan-akan ia ada di tiap sejarah, di tiap tempat, dengan banyak nama. Dan, sebagaimana umumnya legenda, memang banyak tidak masuk akalnya. Apalagi legenda seorang tokoh, yang "cenderung suka membesar-besarkan peran mereka sendiri dalam sejarah," seperti dikatakan Bambang, pembantu setia Raden Mas Suhikayatno.

Begitulah, Raden Mas Suhikayatno dikenal sebagai tukang kritik nomer wahid - atau setidaknya, begitulah menurut anggapannya, bahwa ia adalah seorang tukang kritik yang bermartabat. Ia selalu konsisten mengkritik. Apa saja dikritiknya. Di dunia ini seperti nggak ada yang benar di matanya. Kadang dia tampak lelah, dan ingin berhenti mengkritik. Tapi semenit tidak mengkritik, mulutnya langsung pegel-pegel. Sehari tidak mengkritik, tubuhnya langsung penuh bisul. Kegalauan semacam itulah, yang sering mengusik Raden Mas Suhikayatno. Apalagi ketika ia menyadari, betapa perannya sebagai tukang kritik, perlahan-lahan seperti hendak dihapus dari ingatan zaman. Ia merasa orang-orang mencibir sinis kepadanya. Ia merasa orang-orang menganggapnya tak lebih hanya kutu pengganggu.

Ketakutan dilupakan, seperti menjadi kecemasan tersendiri bagi tukang kritik ini. Adakah ini yang diam-diam membuatnya merindukan sekali pengakuan ? Seperti dikatakan pembantunya, betapa berharapnya majikannya itu mendapat surat. Surat yang akan mengakuinya sebagai pahlawan. Bahkan Raden Mas Suhikayatnoo sering membayangkan dirinya diundang untuk mengikuti upacara kenegaraan di Istana Negara. Apakah ia diam-diam juga mengindap hipokritisme para tukang kritik yang bermuslihat baik dalam setiap kritiknya ? Dari waktu ke waktu, ia kian menyadari betapa perannya sebagai tukang kritik memang semakin dilupakan.


Tapi Raden Mas Suhikayatno terus ingin mempertahankan keberadaan dirinya sebagai tukang kritik. Ia terus mengkritik dari zaman ke zaman.....

posted by Dhy at 8:28 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

  • Blogger

  • Google

  • Finalsense

  • Sponsored Links

  • Downloads

  • Games Review

  • Technology Magazine

  • Templates

  • Designed by FinalSense