Sepotong.....

Lilypie 6th to 18th Ticker

Friday, March 18, 2005

Sepotong keluarga

Setahun ini aku bergaul dengan sebuah keluarga yang unik. Terdiri dari sepasang suami istri dan seorang anak lelaki. Aku menyebut sang istri sebagai seorang wanita yang hidup; smart, dan bermotivasi tinggi. Dia orang Indonesia, pernah ke Amerika untuk belajar, dengan meninggalkan keluarganya 1-2 tahun di Indonesia (dan ternyata sodaraan sama Pakdhe Narto).

Sang istri bekerja dengan mengajar bahasa Inggris di rumahnya, dan sang suami bertugas mengatur urusan rumah tangga seperti antar jemput anak, membersihkan rumah dan mengatur belanja harian, serta memanajemen penghasilan sang istri. Tapi jangan salah.......untuk dapat bergabung dengan kelasnya aku harus menunggu 2 tahun ! Kalo kuhitung2 penghasilan perbulan-nya bisa mencapai 10-12 juta rupiah ! Bayangkan 10 juta di kota kecil kayak Salatiga ini. Dan dia melakukan pekerjaannya dengan senang begitu juga sang suami. Tapi mereka hidup sederhana walau sesekali meluangkan waktu sebulan untuk pergi jalan-jalan ke Eropa, Jerman.

Yup, she is American minded (that's why I like her ^_^ ), open mind, creative, innovative. Pernah kutanya kenapa dia tidak melamar bekerja di perusahaan besar, kupikir banyak perusahaan bonafid yang menginginkan kemampuan dan antusiasnya. Jawabnya, dia sukar untuk bekerja dengan orang lain. Pernah dia bekerja di suatu perusahaan besar di Indonesia sebelum ke Amerika, saat itu dia disuruh untuk berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nuraninya, dan dia merasa bahwa yang dilakukannya tidaklah profesional, maka dia memutuskan untuk keluar dan melanjutkan studi. Seorang yang berprinsip.

Meski yang memegang tanggung jawab mencari nafkah adalah sang istri, namun tidak ada arogansi sang Istri atau keminderan sang Suami. Mereka bahagia dan menjalani porsinya masing-masing. Itulah yang membuatku tertarik. Walau aku tidak berharap untuk memiliki suami yang tidak bekerja, tapi aku kagum dengan pilihan mereka dalam berumah tangga.
Alasan mengapa sang suami tidak usah bekerja bukan semata2 karena tidak punya kerjaan.
Dulu sang suami pernah bekerja di perusahaan informatika dengan gaji 1-2 juta rupiah.
Dengan pertimbangan anak maka sang suami keluar dari pekerjaannya. Meski sang istri bekerja di dalam rumah, namun waktu yang bisa diberikan untuk anaknya tetap terbatas. Terkadang dia bekerja sampai larut malam. Maka sang suami bertanggung jawab dalam pengasuhan anak hingga usia tertentu.

Realistis.... 1 : 10 !
Aku kagum aja dengan keluarga itu, seru kali ya.......tapi kayaknya sulit ada cowok yang ga punya ego dan mau seperti itu. Disamping itu akunya juga ga mau ding. Tapi kalo kondisinya harus seperti itu ya apa boleh buat, toh semuanya demi keluarga.







posted by Dhy at 8:06 AM

1 Comments:

sama, saya juga kagum. terima kasih karena sudah memuat cerita ini di blog kamu. inspiratif, dan moga2 bisa mendorong lebih banyak lagi kasus yang sama.

5:27 AM  

Post a Comment

<< Home

  • Blogger

  • Google

  • Finalsense

  • Sponsored Links

  • Downloads

  • Games Review

  • Technology Magazine

  • Templates

  • Designed by FinalSense